METODE DEMONSTRASI DAN MAKE A MATCH
Makalah ini susun untuk memenuhi tugas Semester pada mata
kuliah
Metodologi Pengajaran
PAI
Di Susun Oleh :
Nurul Huda (10210115)
Dosen Pembimbing :
Ermis Suryana, S.Ag.
M.Pd.I
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM
2012
PENDAHULUAN
Pembelajaran terpusat pada guru sampai saat ini masih
menemukan beberapa kelemahan. Kelemahan tersebut dapat dilihat pada saat
berlangsungnya proses pembelajaran di kelas, interaksi aktif antara siswa
dengan guru atau siswa dengan siswa jarang terjadi. Siswa kurang terampil
menjawab pertanyaan atau bertanya tentang konsep yang diajarkan. Siswa kurang
bisa bekerja dalam kelompok diskusi dan pemecahan masalah yang diberikan.
Mereka cenderung belajar sendiri-sendiri.
Tak lepas dari itu, juga para pendidik yang masih menerapkan metode yang
sifatnya monoton, dan hal tersebut kurang efektif dalam mengaktifkan siswa
dalam meningkatkan kegiatan belajar mengajar. Maka perlulah guru untuk harus
mengetahui dan menguasai berbagai ragam metode-metode dalam mengajar yang mana seakan dapat ia pakai bergantung situasi
dan kondisi yang ada saat itu.
Namun, dengan ini kami memberikan sedikit metode pembelajaran dengan
pendekatan dalam pembelajaran yang mana diharapkan dapat tercapainya tujuan
pembelajaran. Dalam makalah ini akan dijelaskan Dua cara metode mengajar yaitu Metode
Demonstrasi dan Model pembelajaran Make a match (bertukar Pasangan). Penjelasan
yang diberikan berupa definisi dari ceramah Demonstrasi dan Make a match,
kelemahan dan kelebihan dari penggunaan, prinsip-prinsip penggunaan metode,
langkah-langkah penerapan dan cara mengevaluasi metode Demonstrasi dan Make a
match, juga cara mengevaluasinya, yang
mana pada metode ini, siswa diharapkan bisa saling berinteraksi dengan Guru dan
sesama siswa lain, demi tercapainya tujuan pembelajaran.
METODE
DEMONSTRASI
A.
Definisi Metode Demonstrasi
Metode Demonstrasi merupakan metode
mengajar dengan cara instruktur atau tim guru menunjukkan dan memperlihatkan
suatu proses.[1]
Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan meragakan atau
mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang
sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai dengan
penjelasan lisan.[2]
Metode Demonstrasi adalah Metode
Mengajar yang menggunakan peragaan baik anggota tubuh atau media lainnya untuk
memperjelas suatu pengertian atau suatu uraian atau untuk memperlihatkan
bagaimana melakukan sesuatu kepada anak didik. Metode ini lebih
menspesifikasikan dirinya pada materi-materi yang menghendaki keterampilan
psikomotorik. Untuk itu, penjelasan yang berkaitan dengan materi dalam
klasifikasi ini, tidak menghasilkan sesuatu yang maksimal bila hanya diuraikan
secara lisan atau secara tulisan. Diperlukan suatu demonstrasi operasional
kegiatan anggota tubuh manusia yang dapat terlihat oleh semua anak didik.[3]
Dengan metode demonstrasi guru atau
murid memperlihatkan pada seluruh anggota kelas suatu proses,misalnya bagaimana
cara sholat yang sesuai dengan ajaran atau contoh Rasulullah SAW. Metode
Demonstrasi ini banyak digunakan dalam bidang Ibadah dan Akhlak, misalnya bagaimana
cara wudhu dan cara shalat yang benar, dan lain-lain.
Jadi yang dimaksud dengan Metode
Demonstrasi adalah suatu cara mengajar dengan mengkombinasikan lisan dengan
suatu perbuatan dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan
melalui suatu kegiatan baik secara langsung maupun menggunakan media yang
relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan.
B.
Prinsip-Prinsip Metode Demonstrasi
Dengan metode demonstrasi kita
berarti menyampaikan sesuatu dan berkomunikasi dengan orang lain, sehingga
orang lain mengerti dan memahami. Oleh karena itu diperlukan prinsip-prinsip
sebagai berikut :
a)
Menciptakan hubungan yang baik
sehingga menarik perhatian murid.
c)
Pikirkan pokok-pokok inti dari
demonstrasi itu agar murid benar-benar memahaminya.
d)
Demonstrasi
dilaksanakan pada waktu yang tepat. Untuk melaksanakan
demonstrasi, guru perlu memperhitungkan /menentukan waktu
yang tepat agar demonstrasi benar-benar berjalan
lancar tanpa ada hambatan.
Guru dan siswa memiliki kesempatan yang luas untuk melaksanakan demonstrasi
tanpa terdesak oleh sesuatu hal.
Senada
dengan hal diatas, Syprihadi Saputra memberikan prinsip-prinsip sebagai
berikut:
a)
Mengusahakan agar siswa memahami apa
yang didemonstrasikan.
b)
Menetapkan garis-garis besar
langkah-langkah yang akan dilakukan.
c)
Menyiapkan alat yang sesuai dan
dapat diamati dengan jelas oleh anak didik.[4]
C.
Kelebihan Dan Kelemahan Metode Demonstrasi
Ø Kelebihan
dari metode demonstrasi adalah
1.
Dapat membuat pengajaran menjadi
lebih jelas dan lebih konkret, sehingga menghindari verbalisme (pemahaman
secara kata-kata atau kalimat).
2.
Siswa lebih mudah memahami apa yang
dipelajari.
3.
Proses pengajaran lebih menarik.
4.
Siswa dirangsang untuk aktif
mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan, dan mencoba melakukannya
sendiri.
5.
Masalah-masalah yang mungkin timbul
dalam pikiran murid langsung dapat terjawab.
6.
Bersifat didaktis dalam arti dapat
langsung dipelajari dan diajarkan.
Ø Kelemahan
metode demonstrasi adalah
1.
Demonstrasi memerlukan peralatan,
bahan-bahan dan tempat yang memadai, yang berarti metode ini memerlukan
pembiayaan yang lebih mahal dari pada metode ceramah.
2.
Demonstrasi memerlukan keterampilan
guru yang khusus sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih professional.
3. Untuk
melakukan Demonstrasi diperlukan kesiapan dan perencanaan yang matang,
peralatan khusus dan apabila terjadi kekurangan peralatan, Metode Demonstrasi
menjadi kurang efesien.
1.
Waktu yang diperlukan untuk proses
belajar mengajar akan lebih lama dibandingkan dengan Metode ceramah.
D. Langkah-Langkah Menggunakan
Metode Demonstrasi
Dalam melaksanakan demonstrasi tidak serta merta dilakukan, karena ketika
demonstrasi dilakukan dengan serta merta maka tidak akan bisa mencapai hasil
yang maksimal. Untuk itu diperlukan langkah-langkah pelaksanaannya dengan
harapan bisa mencapai hasil yang optimal dan maksimal sesuai tujuan
demonstrasi. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :
1.
Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang harus
dilakukan:
F Rumuskan
tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses demonstrasi berakhir.
a)
Mempertimbangkan apakah metode itu
wajar dipergunakan dan merupakan metode yang paling efektif untuk mencapai
tujuan yang telah direncanakan.
b)
Memastikan alat demonstrasi yang
digunakan, apa bisa diperoleh dengan mudah atau sudah dicoba dahulu agar
sewaktu melakukan demonstrasi tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
F Persiapkan
garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan
F Lakukan uji
coba demonstrasi
2. Tahap
Pelaksanaan
v Langkah pembukaan:
Sebelum demonstrasi dilakukan ada
beberapa hal yang harus dilakukan, di antaranya:
a)
Aturlah tempat duduk yang
memungkinkan semua siswa dapat memperhatikan dengan jelas apa yang
didemonstrasikan
b)
Guru mengemukakan tujuan
pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa.
v Langkah pelaksanaan demonstrasi:
a)
Guru menguraikan hal-hal yang ingin
di demonstrasikan secara lisan
b)
Untuk lebih memperlihatkan kesinambungan
langkah-langkah demonstrasi tersebut, Guru menuliskannya di papan tulis
c)
Kemudian diikuti oleh siswa dengan
menuliskannya di buku mereka
d)
Guru mempraktekkan apa yang sudah
diuraikan dan ditulisnya dihadapan anak didik sehingga mereka dapat menyaksikannya
secara langsung dan menyeluruh.
e)
Setelah guru mendemonstrasikan, guru
kemudian mengulangi demonstrasi tersebut yang diikuti oleh semua siswa
f)
Baru kemudian guru menyuruh seorang
atau dua orang siswa untuk mendemonstrasikan apa yang sudah dilakukan oleh guru
dan keseluruhan siswa. Ini penting untuk melihat bagaimana tingkat pelaksanaan
yang dilakukan siswa tersebut sekaligus untuk mengevaluasi kesalahan-kesalahan
yang didapati dari praktek siswa itu.
g)
Bila ada kesalahan dalam praktek
tersebut, guru langsung memperbaikinya sampai dengan siswa tersebut dapat
melakukannya secara baik.
h)
Kemudian guru kembali mengulangi
demonstrasi tersebut.
i)
Untuk mendapatkan pemahaman dan
pelaksanaan peragaan yang baik, Guru dapat saja menyuruh siswa untuk
memperagakan kembali sampai peragaan oleh segenap siswa dapat terlaksana dengan
baik.
v Langkah Penutup
Guru beserta siswa membuat
kesimpulan dari pelaksanaan yang telah dilakukan dan Apabila demonstrasi
selesai dilakukan proses pembelajaran perlu dilakukan, proses pembelajaran
perlu diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya
denagan pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran.[5]
Hal ini perlu dilakukan untuk meyakinkan apakah siswa memahami proses
demonstrasi itu atau tidak.selain memberikan tugas yang relevan,ada baiknya
guru dan siswa melakukan evaluasi bersama tentang jalannya proses demonstrasi
itu untuk perbaikan selanjutnya.
E.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Satuan
Pendidikan : Madrasah Ibtidaiyah
Negeri 1 Palembang
Kelas/ Semester : III/ I
Mata Pelajaran : Fiqh
Alokasi Waktu : 1 x 45
menit (1 Kali pertemuan)
Standar Kompetensi :
1. Melaksanakan Ketentuan Thaharah (Bersuci)
Kompetensi Dasar :
1.2 Menjelaskan ketentuan Tata cara
bersuci dengan Wudhu
1.3
Mempraktekkan Ketentuan Tata cara Berwudhu
Indikator :
1.
Melafalkan Niat Wudhu’ dilanjutkan
menghafalkan
2.
Menyebutkan Rukun dan
Sunnah Wudhu’
3.
Menyebutkan hal-hal
yang membatalkan wudhu’
4.
Memperagakan tata cara
wudhu dengan baik dan benar
I.
Tujuan Pembelajarann:
1. Siswa dapat melafalkan bacaan Niat Wudhu’ dilanjutkan menghafalkan
2. Siswa dapat menyebutkan Rukun dan Sunnah
Wudhu’
3. Siswa dapat menyebutkan hal-hal yang
membatalkan wudhu
4. Siswa dapat memperagakan
tata cara wudhu
dengan benar
II.
Materi Pembelajaran:
Tata cara Berwudhu’
a) Lafadz
Bacaan Niat Wudhu’. Wudhu yaitu Bersuci untuk menghilangkan hadas kecil. Lafadz
niatnya adalah:
Artinya:
“Aku niat wudhu untuk menghilangkan hadas kecil karena Allah ta’ala
b) Rukun
Wudhu, artinya Semuanya harus dikerjakan. Dari yang pertama sampai yang akhir,
bila tidak dikerjakan maka tidak sah wudhu’nya. Rukun wudhu terdiri yaitu:
1. Membaca
Niat
2. Membasuh
Muka
c) Sunah
Wudhu, artinya Bila dikerjakan wudhu tambah sempurna, serta bertambah pahala.
Sunah wudhu’ adalah :
1. Membaca
Basmalah
2. Mencuci
Kedua Telapak Tangan
3. Berkumur-kumur
4. Membersihkan
lubang hidung
5. Mendahulukan
yang kanan dari yang kiri
6. Membasuh
tiga kali
7. Mengusap
kedua telinga
8. Berdoa
sesudah wudhu’
d) Hal-hal
yang membatalkan Wudhu, antara lain :
1. Buang
air kecil atau besar
2. Keluar
angin dari dubur atau kentut
3. Hilang
akal karena tidur, pingsan, gila, atau mabuk
4. Bersentuhan
kulit dengan yang bukan muhrim
5. Menyentuh
kemaluan dengan telapak tangan
6. Hubungan
Suami Istri
III.
Metode Pembelajaran :
Ø Metode
Ceramah : Metode ini Digunakan
Untuk memulai kegiatan pembelajaran
terutama untuk kegiatan awal
Ø Metode
Demonstrasi : Metode Demonstrasi sangat
dominan pada kegiatan pembelajaran fiqh ini, karena selain guru menyampaikan
uraian atau lisan, demonstrasi juga menggunakan suatu perbuatan dengan cara
memperagakan sehingga memperjelas materi yang disampaikan.
Ø Penugasan : Metode ini digunakan akhir
kegiatan, yang mana siswa diberi tugas untuk dikerjakan dirumah
IV.
Skenario Pembelajaran:
No.
|
Kegiatan
|
Waktu
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
a)
Kegiatan
awal
Guru
mengucapkan salam
Memulai
pelajaran dengan bersama-sama membaca Basmallah
Mengabsensi
siswa
Apersepsi:
v Guru
mengulang sedikit materi pelajaran minggu lalu
Motivasi :
v Guru
menjelaskan tujuan materi
pembelajaran tentang Berwudhu dan memberi motivasi kepada siswa
|
2 Menit
|
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
|
b)
Kegiatan
Inti
v Guru
menyampaikan kepada Murid Metode yang akan digunakan pada pembelajaran
tentang Wudhu ini, yang mana menggunakan metode Demonstrasi.
v Guru
Menjelaskan dan menguraikan Tata cara Berwudhu mulai dari Niat, Syarat dan
Rukun,juga hal yang membatalkan wudhu, sebelum memperagakan cara-cara
berwudhu.
v
Guru menuliskannya di papan tulis
agar lebih memperlihatkan kesinambungan langkah-langkah demonstrasi tersebut,
Kemudian diikuti oleh siswa dengan menuliskannya di buku mereka
masing-masing.
v
Disini Metode Demonstrasi terlihat
jelas, yaitu Guru mempraktekkan tata cara wudhu yang telah dipaparkan dalam
bentuk uraian atau penjelasan sebelumnya, agar membuat Murid lebih Memahami
materinya.
v
Setelah guru mendemonstrasikan,
guru kemudian mengulangi demonstrasi tersebut yang diikuti oleh semua siswa
v
Guru menyuruh seorang atau dua
orang siswa untuk mendemonstrasikan apa yang sudah dilakukan oleh guru dan
keseluruhan siswa
v Bila ada
kesalahan dalam praktek tersebut, guru langsungmemperbaikinya sampai dengan
siswa tersebut dapat melakukannya secara baik.
v Untuk
mendapatkan pemahaman dan pelaksanaan peragaan yang baik, Guru dapat saja
menyuruh siswa untuk memperagakan kembali sampai peragaan oleh segenap siswa
dapat terlaksana dengan baik.
|
40 Menit
|
14.
15.
16.
17.
18.
|
c. Kegiatan Akhir/ Penutup
v Guru
bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran;
v Guru
melakukan penilaian terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara
konsisten dan terprogram;
v Guru memberikan tugas untuk untuk pertemuan
selanjutnya.
v Guru
menutup kegiatan pembelajaran dengan mengajak siswa berdo’a dan melafadzkan
Hamdallah
v Salam
Penutup
|
3 Menit
|
V.
Sumber Belajar :
1. Buku
Pendidikan Agama Islam SD
2. LKS
3. Buku-buku
lain yang Relevan
4. Papan
Tulis/ White board
VI.
Media : Gambar peragaan wudhu
VII.
Penilaian
Indikator Pencapaian
|
Jenis Penilaian
|
Bentuk Penilaian
|
Contoh Instrumen
|
§ Siswa dapat melafalkan
serta menghafalkan Niat wudhu
§ Siswa dapat
menyebutkan rukun wudhu
§ Siswa dapat
menyebutkan sunnah wudhu
§ Siswa dapat
menyebutkan hal-hal yang membatalkan wudhu
§
Siswa dapat mempraktekkan tata
cara wudhu
|
Tes Untuk Kerja
Tes Tertulis
Tes Tertulis
Tes Tertulis
Performan
|
Uraian
Pilihan Ganda
Pilihan Ganda
Jawaban Singkat
Uraian
|
Sebutkan Lafal niat wudhu dengan
benar?
Yang termasuk Rukun wudhu
adalah...
a.niat
b. berkumur
c.mencuci kedua tangan
Yang termasuk sunah wudhu
adalah..
a.niat
b.membasuh muka
c.membaca basmallah
Salah satu yang membatalkan
wudhu adalah...
Bagaimana peragaan tata cara
wudhu’yang baik dan benar?
|
Mengetahui
Kepala
Madrasah
Adam Al
Ghani, M.Pd I
|
Palembang
, 01 Juli 2012
Guru
Bidang Studi Fiqh
Nurul Huda, S.Pd I |
F. Evaluasi Metode Demonstrasi
Sebagai tindak lanjut setelah
diadakannya demonstrasi seiring dengan kegiatan-kegiatan belajar selanjutnya, diantaranya sebagai berikut:
·
Setelah memaparkan
uraian bahkan memperagakan materi yang telah dilaksanakan, Guru mengadakan penilaian terhadap pemahaman siswa
yang telah diterimanya, melalui tes perfomen atau tes
tertulis.[6]
·
Kegiatan ini dapat
berupa pemberian tugas, seperti membuat laporan, menjawab pertanyaan,
mengadakan latihan lebih lanjut disekolah atau dirumah.
G.
Materi PAI yang Sesuai dan Alasan Pemilihan Materi Fiqh menggunakan Metode
Demonstrasi
Dalam Pendidikan Agama Islam, tidak semua masalah
atau materi agama Islam dapat di demonstrasikan, misalnya Masalah Akidah,
Keimanan Kepada Allah swt, Malaikat, Surga dan Neraka, adanya siksa kubur, dan
sebagainya. Tentunya itu semua tidak mungkin untuk menggunakan metode
demonstrasi. Akan tetapi metode
demonstrasi ini banyak dipergunakan dalam bidang Ibadah dan Akhlak, misalnya
Tata cara berwudhu’, tata cara mengerjakan shalat, cara melaksanakan thowaf
haji atau umrah, dan sebagainya.
Alasan penulis memilih materi Fiqh untuk di gunakan
pada metode Demonstrasi karena didalam
materi Fiqh itu sendiri terdapat berbagai aspek yang bersangkutan dengan
ibadah, seperti berwudhu, sholat, puasa, haji, tayamum, dan sebagainya. Yang
mana dalam materi tersebut dibutuhkan bukti yang konkret dan nyata yang mana
harus diperagakan atau di dilihatkan pada murid, serta jika melihat dari
berbagai karakter siswa, mungkin ada sebagian siswa yang daya tangkapnya yang
lamban, maka Disinilah seorang Guru untuk memilih metode yang tepat sesuai
dengan materi juga karakter siswanya, Jadi dengan diperagakannya wudhu
tersebut, sebagian siswa yang lamban dalam menangkap pelajaran akan lebih
memahami, yang tidak hanya sekedar dengan teori atau penjelasan saja namun
lebih kepada Praktek atau peragaannya. Selain itu juga dengan metode ini tidak
akan terjadi kemonotonan, karena akan
dapat menambah minat dan antusias siswa pada materi pelajaran tersebut.
Tetapi, sebaik apapun strategi dan metode yang
digunakan oleh guru, tidak akan efektif apabila seorang guru tidak dapat
menggunakannya secara optimal. Selain itu, berbagai faktor seperti siswa,
lingkungan materi dan lain sebagainya juga dapat mempengaruhi penggunaan
strategi dan metode dalam pembelajaran khususnya fiqih. Jadi Peran Guru yang
professional lah yang sangat diharapkan oleh murid-muridnya.
MODEL
PEMBELAJARAN MAKE A MATCH
A. Definisi
Pembelajaran
kooperatif make a match merupakan bentuk pembelajaran yang menuntut siswa untuk
bekerjasama dengan siswa lain dalam menemukan kartu jawaban maupun kartu soal
yang dipegang pasangannya dengan batas waktu tertentu dengan cepat dan tepat,
sehingga dapat membuat siswa berpikir dan menumbuhkan semangat kerjasama.[7]
Metode make
a match atau mencari pasangan merupakan salah satu alternatif yang dapat
diterapkan kepada siswa. Penerapan metode ini dimulai dari teknik yaitu siswa
disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban/soal sebelum batas
waktunya, siswa yang dapat mencocokkan kartunya diberi poin.
Metode
make a match adalah cara menyenangkan lagi aktif untuk meninjau ulang materi
pelajaran. Ia membolehkan peserta didik untuk berpasangan dan memainkan kuis
dengan kawan sekelas.[8]
Metode
pembelajaran make a match merupakan alternatif untuk meningkatkan aktifitas
belajar siswa, hal ini karena adanya beberapa alasan. Pertama, model
pembelajaran ini melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan
status. Kedua, dapat digunakan dalam semua mata pelajaran dan semua tingkatan
usia anak didik. Ketiga, merupakan metode pembelajaran yang menyenangkan.[9]
Belajar
harus dalam suasana yang menyenangkan, dalam hal ini sesuai dengan apa yang
disabdakan oleh Rasulullah.
“
Dari Anas ra bahwa nabi saw bersabda: Mudahkanlah dan jangan kamu persulit.
Gembirakanlah dan jangan kamu membuat
lari.” (HR Bukhari)
Hadis
ini berbicara tentang metode pembelajaran, bahwa dalam proses pembelajaran
harus dibuat dengan mudah dan sekaligus menyenangkan agar siswa tidak tertekan
secara psikologis dan merasa bosan terhadap suasana di kelas serta apa yang
diajarkan oleh gurunya.[10]
B. Prinsip
Penggunaan
Prinsip
penggunaannya adalah
1.
siswa mencari pasangan
sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam
suasana
menyenangkan.[11]
2.
siswa lebih tanggap dalam berpikir dan
menumbuhkan semangat kerja sama
3.
Memberikan kesempatan yang luas kepada setiap anggota
kelompok untuk bertatap muka melakukan interaksi dan diskusi untuk saling
memberi dan menerima informasi.
C. Kelebihan
dan Kelemahan
Tidak ada metode pembelajaran
terbaik. Setiap metode pembelajaran pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Bisa jadi, suatu metode pembelajaran cocok untuk materi dan tujuan tertentu,
tetapi kurang cocok untuk materi atau tujuan lainnya. Metode make a match
demikian juga, mempunyai kelebihan dan kekurangan.
a. Kelebihan
make a match
·
Dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, baik secara
kognitif maupun fisik.
·
Materi pembelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian
siswa.
·
Kerjasama antar sesama siswa terwujud dengan dinamis.
·
Mampu menciptakan suasana belajar aktif dan menyenangkan.
·
Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang
dipelajari.
·
Melatih keberanian siswa untuk tampil presentasi.
·
Melatih kedisiplinan siswa menghargai waktu untuk belajar.
·
Suasana kegembiraan akan tumbuh
dalam proses pembelajaran
·
Munculnya dinamika gotong royong
yang merata di seluruh siswa.
b. Kelemahan
make a match
·
Diperlukan bimbingan dari guru untuk melakukan kegiatan.
·
Waktu yang tersedia perlu dibatasi jangan sampai siswa
terlalu banyak bermain-main dalam proses pembelajaran.
·
Guru perlu persiapan bahan dan alat yang memadai.
·
Pada kelas yang gemuk (jumlah siswa yang besar) jika kurang
bijaksana maka yang muncul adalah suasana seperti pasar dengan keramaian yang
tidak terkendali. Tentu saja kondisi ini akan mengganggu ketenangan belajar
kelas di kiri kanannya.
·
Banyak siswa yang malu karena berpasangan dengan lawan
jenisnya.
·
jika guru tidak mengarahkan siswa dengan baik, maka saat
presentasi banyak siswa yang kurang memperhatikan.
·
menggunakan metode ini secara terus menerus akan menimbulkan
kebosanan.[12]
D. Langkah-Langkah
Penerapan
Langkah-langkah penerapan
metode make a match adalah sebagai berikut:
a. Guru
menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep /topik yang
cocok untuk sesi review (satu sisi kartu berupa kartu soal dan sisi
sebaliknya berupa kartu jawaban).[13]
b. Guru
membagi komunitas kelas menjadi 3 kelompok. Kemudian atur posisi
kelompok-kelompok tersebut berbentuk huruf U, upayakan kelompok pertama dan
kedua berjajar saling berhadapan.[14]
c. Setiap
siswa mendapat satu buah kartu dan memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang
dipegang.
d. Guru
membunyikan peluit sebagai tanda agar kelompok pertama maupun kelompok kedua
saling bergerak mereka bertemu mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok
dengan kartunya. Misalnya: pemegang kartu yang bertuliskan salah satu
sifat wajib bagi Allah semisal “Hayat” mencari pasangan sesuai dengan artinya
“Hidup” Allah mempunyai sifat hidup.[15]
e. Setiap siswa
yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin.
f. Jika siswa
tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu temannya (tidak dapat menemukan
kartu soal atau kartu jawaban) akan mendapatkan hukuman, yang telah disepakati
bersama.
g. Guru
memberikan Kesempatan Kepada mereka untuk berdiskusi
h. Pasangan-pasangan
yang sudah terbentuk wajib menunjukan
pertanyaan-jawaban kepada kelompok penilai. Setelah penilaian dilakukan,
aturlah sedemikian rupa kelompok pertama dan kelompok kedua bersatu menjadi
kelompok penilai. Kelompok penilai pada sesi pertama dipecah menjadi dua,
sebagian memegang kartu pertanyaan sebagian lagi memegang kartu jawaban.[16]
i.
Guru bersama-sama dengan siswa
membuat kesimpulan terhadap materi pelajaran.
E.
Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Satuan
Pendidikan : Madrasah Tsanawiyah
Negeri 3 Palembang
Kelas/ Semester : VII/ II
Mata Pelajaran : Akidah Akhlak
Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit ( 1 Pertemuan)
Standar
Kompetensi : Mengenal Sifat-sifat Allah
swt.
Kompetensi Dasar :
1. Memahami
Sifat-sifat Wajib Allah, Mustahil dan Jaiz
2. Meyakini
Sifat-sifat wajib, mustahil, dan jaiz Bagi Allah
Indikator :
1. Menyebutkan
Sifat-sifat Allah beserta arti dengan benar
2. Menjelaskan
pengertian sifat-sifat wajib, mustahil, jaiz Allah
3. Menghafal
sifat-sifat wajib, mustahil, dan jaiz Allah
4. Menunjukkan
perbedaan antara Sifat Wajib, Mustahil, Dan Jaiz
I.
Tujuan Pembelajaran :
Setelah
mengikuti kegiatan pembelajaran ini, siswa diharapkan dapat:
1.
Siswa dapat Menyebutkan
Sifat-sifat Allah dengan benar
2.
Siswa mampu menjelaskan
pengertian sifat-sifat wajib, mustahil, jaiz Allah
3.
Siswa dapat menghafal
sifat-sifat wajib, mustahil, dan jaiz Allah
4.
Sifat mampu menunjukkan
perbedaan antara Sifat Wajib, Mustahil, Dan Jaiz
II.
Materi Pembelajaran : Sifat-sifat Allah swt (Wajib, Mustahil,
Jaiz)
Ø Pengertian
Sifat Wajib Bagi Allah
Sifat
wajib Allah adalah sifat yang pasti ada pada zat Allah swt. Sebagai
kesempurnaan bagi-Nya. Artinya sifat-sifat tersebut wajib adanya bagi zat Allah
swt. Dan tidak ada sesuatu pun yang dapat menyerupai-Nya. Sifat Wajib Bagi
Allah terdiri 20 sifat:
1.Wujud
= Ada 11.
Sama’ = Mendengar
2.
Qidam = Dahulu 12.
Basar = Melihat
3.
Baqa’ = Kekal 13. Kalam = Berfirman
4.
Mukhalafatunlil hawadisi= Berbeda 14.
Qadiran = Maha Kuasa
Dengan makhluk
5.Qiyamuhu
binafsihi= Berdiri sendiri 15.
Muridan = Maha Kehendak
6.
Wahdaniyat = Esa 16.
‘Aliman = Maha Mengetahui
7.
Qudrat = Kuasa 17.Hayyan = Maha
Hidup
8.Iradat = Berkehendak 18.Sami’an = Maha Mendengar
9.
Ilmu = Mengetahui 19.Basiran = Maha
Melihat
10.
Hayat = Hidup 20.Mutakalliman=
Maha Berfirman
Ø Pengertian
Sifat Mustahil Bagi Allah
Sifat
Mustahil adalah sifat yang tidak mungkin dimiliki Allah swt. Jika sifat-sifat
tersebut ada pada zat Allah, berarti dapat melemahkan derajat ketuhan-Nya dan
itu mustahil bagi Allah. Sifat Mustahil bagi Allag berjumlah 20 sifat juga dan
merupakan lawan dari sifat wajib bagi Allah.
Ø Pengertian
Sifat Jaiz Allah
Jaiz
artinya boleh, sifat jaiz Allah swt. Berarti sifat yang boleh saja ada pada
Allah swt. Dan boleh pula tidak ada pada Allah swt. Misalnya: Allah menciptakan
alam semesta ini karena memang kehendak-Nya sendiri bukan karena dipaksa oleh
sesuatu. Sifat jaiz Allah swt. Hanya ada satu, yaitu:
Fi’lu
kulli mumkinin autarkuhu
Artinya: “ Membuat sesuatu yang mungkin terjadi atau
meninggalkannya (tidak melakukannya).”
III.
Metode Pembelajaran : Make a match (Bertukar Pasangan)
IV.
Skenario Pembelajaran:
No.
|
Kegiatan
|
Waktu
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
a)
Kegiatan
awal
Guru
mengucapkan salam
Memulai
pelajaran dengan bersama-sama membaca Basmallah
Mengabsensi
siswa
Apersepsi:
v Guru
mengulang sedikit materi pelajaran minggu lalu, atau
v Memberikan apersepsi untuk
menggali pengetahuan siswa terhadap materi yang akan dipelajari.
Motivasi :
v Guru
menjelaskan tujuan materi
pembelajaran tentang Sifat-sifat Allah dan memberi motivasi kepada siswa
|
10 Menit
|
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
|
b) Kegiatan Inti
v
Mula-mula Guru memberitahukan
kepada Murid tentang Model pembelajaran yang akan digunakan pada pembelajaran
tersebut, yang mana akan menggunakan make a match (bertukar pasangan)
yaitu model pembelajaran yang menggunakan kartu soal dan kartu jawaban dengan
cara berpasangan.
j.
Guru menyiapkan
beberapa kartu yang berisi beberapa konsep /topik yang
cocok untuk sesi review (persiapan menjelang tes atau ujian).
(satu sisi kartu berupa kartu soal dan sisi sebaliknya berupa kartu jawaban).
Misalnya materi untuk kartu soal tentang Sifat-sifat Wajib bagi Allah,seperti:
Wujud, Qidam, Baqa, dan sebagainya, Lalu Untuk kartu jawaban tentang arti
dari sifat-sifat Allah tersebut yang mana siswa disuruh untuk menemukan soal
dan jawaban yang cocok. Bisa juga Pengertian Dari sifat-sifat Allah tersebut,
dan untuk kartu jawaban harus sesuai dengan pertanyaan.
k. Guru
mengatur posisi kelompok-kelompok tersebut berbentuk huruf U, upayakan
kelompok pertama (yang memegang kartu tentang soal) dan kedua (yang memegang
kartu untuk jawaban) saling berjajar. Dan penilai tepat berada diposisi
tengah
l.
Setiap siswa mendapat
satu buah kartu dan memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang dipegang.
m. Guru
membunyikan peluit sebagai tanda agar kelompok pertama maupun kelompok kedua
saling bergerak mereka bertemu mencari pasangan yang mempunyai kartu yang
cocok dengan kartunya. Misalnya: pemegang kartu soal yang
bertuliskan salah satu sifat wajib bagi Allah semisal “Hayat” mencari
pasangan sesuai dengan artinya “Hidup” Allah mempunyai sifat hidup.
n. Setiap
siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin. Guru
dapat memberikan Rewward atau poin, karena secara tidak langsung dapat terus
membangkitkan minat siswa
o. Jika siswa
tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu temannya (tidak dapat menemukan
kartu soal atau kartu jawaban) akan mendapatkan hukuman, yang telah
disepakati bersama. Guru memberikan punnishmen, namun disini hukuman yang mendidiklah
yang dianjurkan, misal pasangan tersebut disuruh mencontohkan menyanyi
sholawat.
p. Guru
memberikan Kesempatan kepada mereka untuk berdiskusi tentang materi yang
telah mereka cocokkan
q. Guru
Memberitahu siswa akan Pasangan-pasangan
yang sudah terbentuk wajib menunjukan pertanyaan-jawaban kepada
kelompok penilai.
r.
Guru memberi pedoman pada siswa karena Setelah satu babak
kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari
sebelumnya, demikian seterusnya. Kelompok
penilai pada sesi pertama dipecah menjadi dua, sebagian memegang kartu
pertanyaan sebagian lagi memegang kartu jawaban. Pada babak kedua ini yaitu materi
tentang Sifat-sifat Mustahil dan Jaiz Bagi Allah, Contoh: Pada kartu soal
bertuliskan ‘Ajzun, jadi harus dicocokan dengan yang memegang kartu jawaban
yang bertuliskan arti dari ‘Ajzun yaitu Lemah. Demikian seterusnya Seperti
tadi giliran babak sebelumnya, dan sampai akhirnya menunjukkan pada tim
penilai.
|
60 Menit
|
16.
17.
18.
19.
20.
|
c). Kegiatan Akhir
v Guru
bersama-sama dengan peserta didik membuat rangkuman/simpulan atas pelajaran yang
telah dilakukan;
v Guru
melakukan penilaian terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara
konsisten dan terprogram; misalnya meberikan poin pada siswa yang dalam
kegiatan make a match tadi menemukan pasangan dalam waktu yang cepat.
v Guru menginformasikan materi pembelajaran
yang akan datang.
v Guru mengajak Siswa untuk mengakhiri
pelajaran dengan Melafazkan Hamdallah.
v Salam Penutup
|
10 Menit
|
V.
Sumber-Sumber Belajar :
1. Buku
Pendidikan Agama Islam
2. Buku-buku
yang Relevan
3. Kertas/Karton
dengan potongan Kecil
4. Peluit
5. LKS
VI.
Media : -
VII.
Penilaian :
Indikator Pencapaian
|
Jenis Penilaian
|
Bentuk Penilaian
|
Contoh Instrumen
|
§ Siswa
dapat Menyebutkan Sifat-sifat Allah dengan benar
§ Siswa
mampu menjelaskan pengertian sifat-sifat wajib, mustahil, jaiz Allah
§ Siswa
dapat menghafal sifat-sifat wajib, mustahil, dan jaiz Allah
§
Siswa Mampu
Menunjukkan perbedaan antara Sifat Wajib, Mustahil, Dan Jaiz
|
Tes Tertulis
Tes Tertulis
Tes Tertulis
Tes Tertulis
|
Jawaban Singkat
Jawaban Singkat
Pilihan Ganda
Uraian
|
Sifat Wajib Allah jumlahnya
ada.....
Sifat Jaiz Allah Swt,
maksudnya adalah...
Allah swt. Wajib bersifat
Basar. Basar artinya.....
a.Mengetahui
b.Hidup
c.Mendengar
d. Melihat
Apa yang membedakan antara
sifat Wajib Allah swt. Dan sifat Mustahil Allah swt.?
|
Mengetahui
Kepala
Madrasah
Abdul
Munif, M.Pd I
|
Palembang
, 01 Juli 2012
Guru
Bidang Studi
Halimah
tusya’diyah, S.Pd I
|
F.
Evaluasi Model pembelajaranMake a Match
Adapun cara
mengevaluasi metode make a match (mencari pasangan) ini adalah :
1.
Guru
menyimpulkan uraian materi pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran
make a match tersebut.
2.
Guru
memberikan Tugas kepada siswa(Tugas tertulis) untuk lebih mengetahui sejauh
mana pemahaman yang telah mereka dapatkan dari pembelajaran tersebut.
G.
Materi
PAI yang Sesuai dan Alasan Pemilihan Materi Akidah Akhlak menggunakan Model
pembelajaran make a match
Model pembelajaran make a match ini
merupakan cara menyenangkan lagi aktif untuk meninjau ulang materi pelajaran
serta dapat digunakan dalam semua mata pelajaran dan semua tingkatan usia anak
didik. Kali ini make a match digunakan pada tingkat MTS/SMP kelas VII.
Dengan demikian menurut penulis yang
akan digunakan dalam Model pembelajaran make a match ini adalah Materi Aqidah
Akhlak. Dalam hal ini pemakalah mengambil pembahasan tentang Sifat-sifat Allah
swt, seperti Sifat Wajib, Mustahil, dan Jaiz bagi Allah swt.
Penulis memilih materi Akidah Akhlak terkhusus
tentang Materi Sifat-sifat Allah swt. untuk di gunakan pada model pembelajaran
Make a match,:
1. Karena
Sifat-sifat Allah itu mempunyai dua penggolongan, misalkan Sifat wajib Allah
“Haya” yang mempunyai arti “Hidup”, jadi dengan siswa
menjawab pertanyaan dengan mencocokkan kartu yang yang ada di tangan mereka,
itu dapat memupuk kerja sama antar siswa.
2. Selain itu
juga, bila menggunakan model pembelajaran make
a match itu siswa akan mudah untuk memahami materi karena jika hanya ingin
menggunakan metode yang menghafal yang selalu digunakan akan timbul kejenuhan
pada siswa.
3.
Membuat Proses pembelajaran lebih
menarik dan menyenangkan dengan adanya siswa yang menjawab pertanyaan dengan
mencocokan kartu yang ada ditangannya sehingga Siswa lebih antusias mengikuti
proses pembelajaran tersebut.
KESIMPULAN
Dapat
penulis simpulkan bahwa Metode Demonstrasi itu adalah penyajian pelajaran
dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau
benda tertentu yang sedang dipelajari, yang disertai dengan penjelasan lisan.
Metode demonstrasi dalam pembelajaran PAI dapat mempengaruhi terhadap pemahaman
siswa terhadap materi PAI di sekolah. Karena dengan metode demonstrasi
pemahaman siswa menjadi lebih luas dibandingkan dengan hanya menggunakan metode
ceramah. Serta siswa diajak terlibat langsung dalam pemelajaran sehingga bisa
membekas dan bisa langsung diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Sedangkan Pada model pembelajaran
Make a match adalah Model pembelajaran yang menggunakan kartu soal dan kartu
jawaban dengan cara berpasangan untuk menciptakan suasana yang menyenangkan. Penggunaan
model pembelajaran mencari pasangan dalam proses pembelajaran diharapkan mampu
menampakkan sikap aktif siswa dan menyenangkan.
Materi pembelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian siswa
sehingga mampu meningkatkan hasil belajar siswa dan dapat memupuk kerja sama siswa dalam
menjawab pertanyaan dengan mencocokkan kartu yang ada di tangan mereka, proses
pembelajaran lebih menarik dan nampak sebagian besar siswa lebih antusias
mengikuti proses pembelajaran, dan keaktifan siswa tampak sekali pada saat
siswa mencari pasangan kartunya masing-masing.
Tetapi, sebaik apapun strategi dan metode yang
digunakan oleh guru, tidak akan efektif apabila seorang guru tidak dapat
menggunakannya secara optimal. Maka dari itu, Peran Guru yang professional lah
yang sangat diharapkan oleh murid-muridnya serta yang bisa mengkondisikan
metode atau model pembelajaran sesuai
dengan situasi dan kondisi.
DAFTAR PUSTAKA
Bahri, Djamarah. Syaiful.
2010. Strategi
Belajar Mengajar. Jakarta: PT.
Rineka Cipta
Bahri,
Djamarah. Syaiful. 2010. Guru Dan
Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Chairunniswa dkk.
2000. Membedah Metodologi Pendidikan
Islam. Palembang: Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Fatah
Dzinni’am, Nasrullah.
1999.Skripsi Fakultas Tarbiyah UIN
Malang
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV.Pustaka Setia
Ismail. 2008. Strategi
Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM: Pembelajaran Aktif, Inovatif,
Kreatif, Efektif Dan Menyenangkan. Semarang: Rasail Media Group
Lie, Anita.
2002. Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang
Kelas. Jakarta: PT. Grasindo
Nanang. 2012. Konsep
Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Refika Aditama
Ramayulis. 2005. Metodologi Pendidikan Agama
Islam. Jakarta : Kalam Mulia.
Rusman. 2011. Model-Model
Pembelajaran. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada
Silberman, Mel.
2009. Active Learning 101 Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan
Madani
Suprijono,
Agus. 2012. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Tarmizi. Pembelajaran
Kooperatif Make A Match, (http: www.wordpress.com, diakses Sabtu 23 Juni 2012)
[1] Hamdani, Strategi Belajar
Mengajar, (Bandung: CV.Pustaka Setia, 2011), Hal 269
[2] Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010), Hal
90
[3] Chairunniswah dkk, Membedah
Metodologi Pendidikan Islam, (Palembang: Fakultas Tarbiyah IAIN Raden
Fatah, 2000), Hal 35
[4] Nasrullah Dzinni’am, Skripsi
Fakultas Tarbiyah, (Malang: Fakultas Tarbiyah UIN, 1999), Hal 43
[5] Nanang Hanafiah, Konsep
Strategi Pembelajaran, (Bandung: Refika Aditama, 2012), Hal 51
[8] Mel Silberman, Active Learning 101 Pembelajaran Aktif,
(Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2009), hal 240
[9] Anita Lie, Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative
Learning di Ruang-Ruang Kelas, (Jakarta: PT Grasindo, 2002), hal 55
[10] Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM:
Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif Dan Menyenangkan, (Semarang:
Rasail Media Group, 2008), hal 13
[14]
Agus suprijono, Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2012), hal 94
[15]
Syaiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif,
(Jakarta: PT. Rineka cipta, 2010), hal 402
izin copy ya
BalasHapus