Allahumma anta Rabbi la ilaha illa anta khalaqtani, wa ana
‘abduka wa ana ‘ala ‘ahdika ma-statha’tu, a’udzu bika min syarri ma
shana’tu, abu’u laka bini’matika ‘alayya wa abu’u bidzanbi fa-gfir li,
fainnahu la yaghfirudz-dzunuba illa anta
Artinya
Allahumma anta Rabbi la ilaha illa anta khalaqtani, wa ana
‘abduka wa ana ‘ala ‘ahdika ma-statha’tu, a’udzu bika min syarri ma
shana’tu, abu’u laka bini’matika ‘alayya wa abu’u bidzanbi fa-gfir li,
fainnahu la yaghfirudz-dzunuba illa anta
Artinya
Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, yang tiada Tuhan pantas disembah
melainkan Engkau. Tuhan yang telah menciptakan diriku. Aku adalah
hamba-Mu dan aku ada dalam perjanjian-Mu, yang dengan segala kemampuanku
aku laksanakan perintah-Mu. Aku berlindung kepada-Mu dari segala
perbuatan buruk yang aku lakukan kepada-Mu. Engkau telah mencurahkan
nikmat-Mu kepadaku, sedangkan aku senantiasa berbuat dosa. Ampunilah
dosaku karena tidak ada yang dapat mengampuni dosa kecuali Engkau (HR. Abu Dawud, Nasa’i, Ibnu Majah, dan Hakim)
Rasulullah membiasakan membaca doa itu dan beliau menyebutkan sebagai
Sayyidul Istighfar atau Raja Istighfar. Bahkan, Rasulullah menegaskan,
barangsiapa yang membaca sayyidul istighfar pada sore hari dan hamba
Allah itu meninggal pada malam harinya hingga terbit matahari ia berhak
masuk surga. Barangsiapa yang membaca sayyidul istighfar pada malam
hari, kemudian hamba Allah itu meninggal pada siang hari (mulai matahari
terbit hingga terbenamnya) ia berhak masuk surga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar